Gowa Tak Lagi Mengenal Siswa Tinggal Kelas

29/04/2011
By Dave
Share
Tweet
  • Ilustrasi

    Swarapendidikan.com Gowa- Dua Mei mendatang, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, akan melauncing program baru yang diberi nama Tak Ada Siswa Tinggal Kelas.

    Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan autokritik dengan program ini. Tapi mutu tetap dinomorsatukan. Setelah sukses menyelenggarakan pendidikan gratis dan wajib belajar hingga jenjang pendidikan SD/ MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA. Dengan demikian, semua penggiat pendidikan baik itu guru, kepala sekolah dan orang tua siswa sudah barang tentu harus mempersiapkan diri dengan baik, karena tumpuan kesuksesan program tersebut terletak pada ketiga komponen itu.

    Namun demikian, dunia pendidikan kita bukan hanya butuh terobosan baru, tapi juga keberanian dalam membuat program-program unggulan yang diterima oleh semua lapisan masyarakat. Semisal, ketika program Pendidikan Gratis dicanangkan di daerah ini empat tahun yang lalu. Nyaris semua penggiat pendidikan kurang setuju dengan alasan akan mengurangi kualitas pendidikan kita.

    Nyatanya, tingkat kelulusan dari tahun ke tahun cukup tinggi pada semua jenjang pendidikan baik itu SD, SMP dan SMA mencapai 98,02%. Apalagi siswa tak diwajibkan memakai baju seragam ataukah bersepatu ke sekolah. ‘’Yang penting mereka mau bersekolah,’’ ujar H. Ichsan Yasin Limpo. Tingginya perhatian Bupati Gowa terhadap dunia pendidikan di daerah ini, memang dilatar belakangi dengan adanya rasa keprihatinan yang cukup mendalam terhadap rakyatnya.

    Dengan kondisi ekonomi yang belum stabil, lapangan pekerjaan yang masih kurang memaksa mantan anggota DPRD Sulsel ini mencari jalan keluar, bagaimana mengurangi beban keluarga dengan meniadakan atau penghapus biaya pendidikan sama sekali. Kesuksesan inilah kemudian yang mendorong peraih penghargaan pendidikan empat kali berturutturut untuk pendidikan non formal menelorkan program tidak ada siswa yang tinggal kelas.

    Ini memang perjalanan panjang yang dilakukan Bupati Gowa H. Ichsan Yasin Limpo, sebelum menerapkan program tersebut. Ketika dia menyambangi Korea Selatan, dan Jepang, dia melihat bahwa di negara itu tidak dikenal yang namanya tinggal kelas. Menariknya, para siswanya justru cerdas. Hal yang sama juga terjadi di Finlandia.

    Pertanyaannya, mengapa tidak bisa diterapkan di Gowa? Di Gowa sekarang ini jumlah siswa yang menempuh pendidikan yakni, SD sebanyak 86.665, kemudian disusul SMP 27.351, SMA 3.197 siswa, SMK 1869 siswa dan MA 748 siswa. Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo mengakui, kalau dirinya banyak mendapat dorongan dari kalangan pendidik dari perguruan tinggi.

    Bahwa program ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi dunia pendidikan di daerah ini. ‘’Ada perubahan besar nantinya,’’ katanya. Perubahan yang dimaksudkan, karena semua yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan harus mengubah cara berpikir mereka dalam melakukan proses belajar mengajar. Mereka harus bersungguhsungguh memahami apa yang diajarkan kepada anak didik, bukan sekadar menggugurkan kewajiban mengajar mereka.

    Dengan demikian, mereka diharapkan bisa memahami setiap kemampuan siswa yang diajar, bagaimana mencarikan jalan keluar dari persoalan yang dihadapi para siswa dalam menyerap pelajaran di kelas. Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Dr Ansari, menilai, program yang terbilang masih baru di Indonesia ini tentu saja akan menghadapi banyak kendala, utamanya membangun eticut anak-anak untuk kompetitif dalam proses belajar mengajar.

    Kalau tidak, katanya, dipastikan mereka akan tertinggal dalam setiap mata pelajaran. Karena itu, katanya, peran orang tua dan guru menjadi sangat penting sehingga kualitas pendidikan bisa terjaga. ‘’Orang tua dan guru harus berperan aktif, memonitoring anak-anak mereka dan mendorong untuk terus belajar dan aktif di sekolah,’’ katanya.

    Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Gowa, Abd Haris Tappa, Sahir Dg Pasang dan Rizal Sailellah, mengatakan, bahwa program ini akan memberikan nilai tambah dalam dunia pendidikan kita di daerah ini, mengingat belum ada satu pun bupati di Sulsel yang berani mencanangkan program seperti ini. Dengan demikian, katanya, akan menjadi tanggungjawab semua pihak untuk mensukseskan program tersebut.

    ‘’Saya melihat ada keinginan yang sangat besar dari Bupati Gowa untuk terus memajukan kualitas pendidikan kita di daerah ini, dan ini tentu saja perlu dukungan dari banyak pihak,’’ ujar Sahir Dg Pasang. Bagi Haris Tappa, guru dan kepala sekolah menjadi lini terdepan dalam mendorong program ini hingga memberikan hasil yang maksimal, sehingga siswa tidak ada yang tinggal kelas menjadi terwujud.

    Dunia pendidikan, menurut Rizal Zailellah yang juga ketua yayasan Pendidkan Batara Gowa ini, menjelaskan, dunia pendidikan di Indonesia terbilang memang cukup rumit sehingga kadang melahirkan cara pandang yang berbeda dalam melihat bagaimana meningkatkan kualitas luaran sekolah.

    Sistem inilah kemudian yang memaksa guru-guru harus patuh sama sekali sehingga krearitiftas sulit berkembang. ‘’Kita melihat dalam proses belajar mengajar, semuanya masih berjalan seperti dulu,’’ jelasnya. Karena itu, memang perlu dilakukan terobosan baru kiat-kiat untuk mendobrak dogma-dogma pendidikan yang selama ini dianut bahwa siswa ada yang tinggal kelas. ‘’Tapi ini butuh keberanian,’’ katanya.

    Sumber: seputar-indonesia.com

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    *

    ARSIP BERITA

    Selamat Bekunjung, Semoga Bermanfaat

    Blog ini adalah blog non profit dan dipersembahkan untuk para peminat dan praktisi dunia pendidikan untuk mengurai benang kusut pendidikan di daerah-daerah terpencil. Ini hanya sekelumit informasi mengenai pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia baik Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan pulau-pulau kecil di wilayah Indonesia. Untuk memperdalam dan menambah informasi mengenai dunia pendidikan, kami mengambil berbagai informasi baik opini, berita, maupun artikel yang berhubungan dengan dunia pendidikan di daerah terpencil.

    Terimakasih telah berkunjung ke SwaraPendidikan