Ilustrasi
Swarapendidikan.com Jakarta-Lembaga Ketahanan Nasional merumuskan modul pendidikan Pancasila yang menekankan kegiatan praktik akan selesai pada akhir tahun 2011. Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji dalam jumpa pers seusai Seminar Nasional Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Solusi dan Identitas Bangsa di Jakarta, Rabu (22/6), menjelaskan, pihaknya menyiapkan modul yang diajarkan untuk dunia pendidikan yang dimulai dari usia dini.
”Akan diajarkan hal yang praktis menyangkut kehidupan sehari-hari dan menghargai kemanusiaan,” kata Budi.
Menurut dia, menghargai kemanusiaan dilakukan seperti di Jepang yang tidak banyak warganya menjalankan agama tetapi mereka tidak suka mencuri, disiplin waktu, tertib berlalu lintas, kerja keras, dan suka menolong. Begitupun di sejumlah negara Eropa, penghargaan terhadap kemanusiaan ditanamkan sejak kecil dan langsung dipraktikkan, seperti berkata sopan, toleran, disiplin, dan jujur.
”Pancasila tidak sekadar mengajarkan kemanusiaan, tetapi juga ketuhanan sehingga mestinya karakter bangsa ini lebih baik dari bangsa lain,” kata Budi.
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik Mei 2011, sebanyak 72 persen lebih penduduk Indonesia mendukung Pancasila sebagai dasar negara. ”Tentangan terhadap pendidikan Pancasila terdeteksi berasal dari pandangan liberal dan radikalisme agama yang sempit,” kata Budi.
Dalam seminar, cendekiawati Muslim dan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Musdah Mulia, menjelaskan, Islam telah lebih dulu mempraktikkan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.
Sumber: kompas.com